Jumat, 03 Februari 2017

Sebagai ucapan selamat tinggal dariku

Aku masih ingat persis bagaimana caramu menyapaku.
Walaupun bukan kau yang memulainya. 
Tapi tak sengaja,  kita memulai sebuah percapakan. 
Saling tanya jawab dan menciptakan pembahasan yang baru. 

Apakah kau tahu? 
Jujur,  aku telah lama menanti saat dimana kita saling bertutur sapa. 
Tak dapat ku pungkiri. 
Hingga kini aku tak segan untuk merindukanmu. 
Merindukan percakapan sederhana diantara kita. 

Salahkah jika aku melakukannya? 
Apa boleh buat,  aku hanya bisa menantimu. 
Yang dulunya aku tak mempedulikan jarak. 
Kini jarak membuatku sadar dengan sikapku selama ini. 

Yang terlalu mengambil hati atas apa yang telah terjadi. 
Mungkin aku juga terlalu bawa perasaan. 
Karena aku mengira,  semua ini ku lalui atas izinNya. 
Maka rasa bahagia tak mampu ku kendalikan. 
Lantas kini aku merasa kecewa pada diriku sendiri. 

Aku tak berhak menyalahkan siapa-siapa. 
Kecuali pada diriku yang malang ini. 
Yang telah mengagumimu. 
Dengan harapan,  perasaan ini mendapatkan sebuah jawaban. 

Ku anggap ini adalah jalan dimana aku ditakdirkan untuk menuggumu. 
Tidak untuk memilikimu. 
Tak mengapa,  aku telah bahagia pernah menyimpan namamu didalam hatiku. 

Yang pasti,  ketika aku telah pergi tuk menjauh dari duniamu. 
Izinkan aku menyebut namamu sekali saja. 
Dan mungkin tuk terakhir kalinya.
Sebagai ucapan selamat tinggal dariku. :)